Diabetes Insipidus Sumber Gambar : popista.com |
Ketika anda
membaca artikel apa persamaan antara diabetes insipidus dengan diabetesmellitus maka sejatinya itu sebatas persamaan antara kedua penyakit tersebut.
Untuk penjelasan lengkap mengenai diabetes mellitus sudah saya berikan, namun
untuk diabetes inspidus masih belum saya berikan. Untuk itu pada kesempatan
kali ini saya akan berbagi informasi tersebut.
Agar apa?
Agar informasi tidak hanya satu pihak saja. Tentunya anda sangat ingin tahu
seperti apa diabetes insipidus itu?
Ketika saya
mencari informasi terkait hal tersebut, maka sangat jarang saya menjumpainya.
Ada beberapa website yang menampilkan informasi tersebut, tapi maaf
informasinya sangatlah tidak lengkap.
Untuk itu
saya tergerak mencari informasi diabetes insipidus dari website luar negeri
dengan harapan saya dapat menemukan bahan disana dan saya olah pada blog
penyakit-diabetesmellitus ini. Alhamdulillah informasi yang ada lebih dari
cukup untuk saya sajikan kepada anda semua. Tanpa panjang lebar lagi. Yuk kita
belajar bersama.
Diabetes
insipidus hampir sama dengan diabetes mellitus, bahwa penderitanya akan
mengalami buang air kecil dalam jumlah besar. Urin yang dikeluarkan bentuknya
sangatlah encer, berbeda dengna urin orang normal pada umumnya. Biasanya mereka
akan terbangun pada malam hari karena ingin buang air kecil. Bahkan diantara
penderita diabetes insipidus sampai ada yang mengompol Kemudian gejala lain yang di derita oleh penderita
diabetes insipidus merasakan rasa haus yang sangat.
Sebagai mana
diabetes mellitus, diabetes insipidus juga dibagi menjadi berbagai jenis.
Tentunya dari jenis-jenis yang ada didasari pada penyebab yang berbeda juga.
Diantaranya Central Diabetes Insipidus (CDI), kemudian Nephrogenic Diabetes
Insipidus (NDI), dan Gestational
Diabetes Insipidus. Dari ketiga jenis diabetes tersebut, salah satu jenis yang
paling umum terjangkit pada tubuh manusia adalah bentuk neurologis, atau
biasanya disebut dengan Central Diabetes Insipidus (CDI).
Meskipun
keduanya memiliki nama yang umum di telinga masyarakat, namun keduanya memiliki
kondisi yang sama sekali berbeda antara satu dengan yang lain. Memang keduanya
menghasilkan urin dalam jumlah besar, dan istilah diabetes itu sebenarnya
diambil dari bahasa Yunani yang berarti siphon atau penyedot.
Untuk
diabetes insipidus, masalah yang timbul disebabkan ketidak maksimalan kinerja
hormon antidiuretik. Berbeda dengan diabetes mellitus kan yang penyebabnya
adalah hormon insulin. Untuk CDI hal ini terkait produksi hormon tersebut,
sedangkan untuk NDI terkait respon ginjal terhadap hormone antidiuretik.
Perlu anda
ketahui, bahwa kejadian total penderita diabetes insipidus di seluruh dunia
juga tidak main-main. Jika dijelaskan dengan angka, maka setiap 100.000
penduduk, ada 3 orang yang terjangkit penyakit ini.
Tanda dan
Gejala Diabetes Insipidus
Untuk tanda
dan gejala bahwa seseorang terjangkit penyakit ini adalah sebagai berikut :
-
Ingin buang air kecil terus (berlebihan) bahkan
ada beberapa yang sampai mengompol karena besarnya urin yang keluar. Terutama
pada malam hari, mereka jauh lebih banyak buang air kecilnya dibandingkan
dengan pagi atau siang hari
-
Rasa haus yang sangat, untuk penderita jenis ini
sangat menginginkan air dingin, kadang-kadang air es hingga es
-
Urin yang dibuang tidak mengandung glukosa
-
Penglihatan menjadi kabur
Pada
anak-anak, tanda dan gejala diabetes insipidus adalah :
-
Mengurangi nafsu makan mereka
-
Berat badan menurun
-
Bisa diawali dengan demam, muntah atau diare.
Untuk orang
dewasa mungkin bisa menjalani kehidupan mereka selama berpuluh-puluh tahun asal
cukup minum setiap harinya. Berbeda dengan anak-anak yang kadang rewel ketika
disuruh minum dalam jumlah besar. Hal ini terkait dehidrasi yang akan sering
terjadi apabila penderita DI (diabetes insipidus) terlambat untuk mengonsumsi
air.
Diagnosis
Untuk
membedakan DI dengan DM selain dari kelebihan buang air kecil adalah, kadar
glukosa darah, kadar bikarbonat, dan tingkat kalsium yang perlu diuji di lab.
Pengukuran elektrolit darah dapat mengungkapkan tingkat natrium yang tinggi (
hipernaremia dan meningkatkan dehidrasi) .
Analisis
Urin menunjukkan bahwa urin yang encer memiliki berat jenis yang rendah.
Kemudian osmolaritas dan kadar elektrolitnya rendah. Ada juga tes kekurangan
cairan yang dapat dijadikan patokan untuk mengetahui penyebab dari diabetes
insipidus. Apakah penyakit tersebut disebabkan cacat dalam produksi ADH ataukah
respon ginjal untuk ADH itu sendiri.
Tes ini dapat
mengukur urin, perubahan berat badan, dan komposisi urin ketika cairan tersebut
ditahan untuk menginduksi dehidrasi. Respon normal dari tubuh untuk keadaan
dehidrasi adalah menghemat air dengan berfokus pada urin.
Untuk mereka
yang terkena diabetes insipidus maka akan terus mengeluarkan urin dalam jumlah
besar. Dalam kasus polidipsia primer, osmolalitas urin harus ditingkatkan dan
distabilkan diatas 280 Osm/kg dengan pembatasan cairan. Jika stabilitas yang
didapat lebih rendah maka hal tersebut mengindikasikan diabetes insipidus.
Stabilitas dalam tes ini dapat diperhatikan ketika terjadi peningkatan
osmolalitas urin dari 30 Osm/kg per jam selama 3 jam. Kadang-kadang mengukur
kadar ADH juga diperlukan ketika tes ini hampir selesai, namun membutuhkan
waktu yang lebih lama.
Klasifikasi Diabetes Insipidus :
Diabetes
Insipidus Neurogenik
Diabetes ini
juga dikenal dengan sebutan CDI (Central Diabetes Insipidus). Diabetes ini
disebabkan oleh produksi vasopressin yang berkurang di hipotalamus dengan
berbagai penyebab. Penyebabnya antaranyatrauma di kepala, tumor jinak pada
daerah hipotalamus, beberapa obat yang memang dapat menimbulkan gejala penyakit
ini, dll
Diabetes
Insipidus Nefrogenik
Diabetes ini
disebabkan oleh ketidakmampuan organ ginjal untuk merespon vasopressin.
Diabetes
Insipidus Dipsogenik
Diabetes
jenis ini penyebabnya adalah asupan yang berlebih dari cairan yang bertentangan
dengan defisiensi vasopressin arginin. Ini juga bisa disebabkan cacat pada
daerah hipotalamus.
Iiabetes
Insipidus Gestasional
Sama seperti
diabetes mellitus gestasional. Penyakit ini terjadi selama masa kehamilan.
Pengobatan untuk setiap jenis DI
CDI (Central
Diabetes Insipidus) dan Gestational DI
Kedua
penyakit ini dapat merespon desmopresin yang diberikan sebagai intranasal atau
obat minum. Obat antikonvulsan, carbamazepine memiliki kekuatan untuk
pengobatan jenis DI ini. Untuk gestational DI cenderung mengalami pengurunan
pada empat hingga enam minggu, meskipun pada beberapa kasus dimana beberapa
wanita dapat terkena penyakit tersebut pada kehamilan selanjutnya. Dalam
dipsogenic DI, demopresin tidak menjadi pilihan.
Diabetes
Insipidus Nefrogenik
Desmopresin
akan efektif pada penyakit ini dengan membalikkan penyebabnya (jika hal
tersebut memungkinkan) dan mengganti deficit air bebas. Hydrochlorothiazide
diuretik (diuretik thiazide) atau indomethacin dapat
digunakan untuk membuat hipovolemia ringan yang
mendorong garam dan air serapan
di tubulus proksimal
dan dengan demikian memperbaiki insipidus nefrogenik
diabetes.
No comments:
Post a Comment