Ajakan Memerangi Diabetes Sumber Gambar : WHO International |
Penyakit
diabetes menjadi sebuah ancaman serius bagi seluruh dunia, tak terkecuali
dengan Indonesia. Berbicara mengenai diabetes, tema yang diusung pada hari
kesehatan dunia yang jatuh pada tanggal 7 april 2016 adalah “Beat Diabetes”.
Hari
Kesehatan Sedunia adalah hari dimana diselenggarakannya berbagai upaya
kesehatan sebagai bentuk memperingati berdirinya WHO. Pada hari tersebut
diambil sebuah tema yang akan diangkat dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran
bagi masyarakat dunia kan kesehatan global.
Pada tahun
1948, WHO membuat pertama kali Majelis Kesehatan Dunia. Dan majelis itu
menetapkan Hari Kesehatan Dunia pada tanggal 7 april setiap tahunnya yang
dimulai dari tahun 1950. Mereka mengadakan aktivitas untuk berkampanye akan
kesehatan baik di tingkat internasoinal, regional, atau lokal tergantung dari
tema yang diangkat.
Sharad
Adikary, Perwakilah dari WHO South-East Asia Regional Office (WHO SEARO)
mengatakan bahwa penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan
membawa beban tinggi didalamnya. Penyakit ini disebut-sebut sebagai epidemi
global yang banyak menghantam negara-negara dengan penghasilan rendah dan
menengah.
Adikary
berkata, “Perlu anda ketahui dari total kematian diabetes di seluruh dunia yang
mencapai 3,7 juta, lebih dari seperempatnya berada di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu yang lebih memprihatinkannya lagi hampir separuh dari penderita
diabetes di seluruh dunia yang mencapai jumalh 96 juta jiwa tidak mengetahui
bahwa mereka telah terkena diabetes.
Hal ini
tentu menjadi ancaman yang serius, mengingat beban yang diberikan penyakit
diabetes melitus tidak hanya berada di sektor kesehatan, sektor ekonomi dan
sosial juga tidak luput dari serangan tersebut. Oleh karena itu, pada tanggal 7
april yang lalu tema yang diangkat sebagai penringatan Hari Kesehatan Sedunia
adalah “Beat Diabetes” yakni meningkatkan pencegahan , pengobatan dan melawan
diabetes.
Kampanye
Beat Diabetes sendiri terdiri dari 3 tujuan utama, yaitu yang pertama
meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait bahaya dan peningkatan kasus
diabetes. Hal ini lebih ditujukan kepada masyarakat di negara dengna
penghasilan rendah dan menengah dibandingkan dengan masyarakat di negara yang berpenghasilan
tinggi.
Kenapa?
Karena banyak yang masih belum paham akan bahaya diabetes. Di negara-negara
berpenghasilan tinggi, masyarakatnya sudah bisa mengetahui informasi ini dan
mereka langsung mencoba mempraktekkan apa yang telah diperintahkan dokter
kepada mereka.
Kedua, yaitu
meningkatkan penanganan diabetes secara efektif, spesifik, dan terjangkau. Hal
ini mengingatkan akan WHO yang diharapkan dapat memperbanyak upaya pencegahan,
diagnosis dini, dan penanganan pasien diabetes.
Terakhir,
yang ketiga adalah menyadarkan masyarakat akan beban ekonomi, sosial, dan
kesehatan terkait penyakit diabetes melitus ini. Karena masyarakat di negara
berpenghasilan rendah dan menengah masih banyak yang belum sadar untuk
melakukan pola hidup sehat. Dan diharapkan dengan kampanye ini, banyak
masyarakat yang akhirnya sadar dan mulai untuk menata pola hidup sehat mereka
sendiri.
Baca Ini Juga : Memperkenalkan Diabetes Dengan Animasi
Kemenkes Mengajak Masyarakat Untuk Memerangi Diabetes
Dalam upaya
yang dilakukan oleh WHO, rupanya Kementrian kesehatan Indonesia juga turut
membantu mensosialisasikan akan bahaya diabetes kepada masyarakat sebagai
bentuk peringatan Hari Kesehatan Sedunia.
Dr M Subuh,
seorang direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan menjelaskan bahwa, “kita berupaya agar dapat menunjukkan kepada
masyarakat Indonesia bahwa penyakit diabetes merupakan ancaman besar dalam
kesehatan.
Oleh karena
itu pemerintah mendorong agar masyarakat
Indonesia mampu berupaya memproteksi dirinya sejak dini sebagai langkah awal
pencegahan penyakit diabetes. Pemerintah
sendiri mempunyai program deteksi dini diabetes melalui Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) yang terdapat di puskesmas-puskesmas di Seluruh Indonesia. Hal ini
untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan deteksi dini terdapat penyakit
diabetes.
Baca Juga : Epidemi Diabetes di Indonesia
Dr Subuh
mengatakan bahwa sudah ada 13.516 Posbindu di Seluruh Indonesia yang akan
membantu masyarakat dalam mendeteksi dini penyakit tersebut.
Beliau
menerangkan lagi bahwa Pemerintah mengangkat tema “Cegah, Obati, dan Lawan
Diabetes” pada Hari Kesehatan Sedunia sebagai bentuk edukasi bahwa penyakit ini
dianggap sebagai ancaman seirus di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit
yang menduduki peringkat ketiga dalam menyumbang kematian penderitanya setelah
penyakit jantung dan stroke.
Dr Subuh
menjelaskan bahwa penyakit ini bukan hanya menyasar orang tua, namun orang muda
juga dapat terkena penyakit ini juga. Dan yang lebih harus diwaspadai adalah
penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius mulai dari ujung rambut
hingga ujung kaki.
Oleh
karenanya dr Subuh memberi gelar penyakit ini dengan :”Silent Killer”.
DR dr
Sidartawan Soegondo, seorang pakar diabetes menjelaskan bahwa seseorang dapat
terkena diabetes jika ia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Berusia di atas 40 tahun (namun usia muda juga
banyak terjangkit)
-
Memiliki lingkar perut di atas 90 cm
-
Memiliki riwayat keturunan diabetes
-
Jarang mengonsumsi buah dan sayur
-
Jarang berolahraga
-
Pernah melahirkan bayi diatas 4 kg
-
Memiliki tekanan darah tinggi
Sidartawan
mengatakan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan.
Yaitu dengan cara mengontrol agar kadar gula darahnya bisa stabil setiap saat.
Hal tersebut dapat memperpanjang masa hidup seseorang dan memperbaiki kualitas
hidup mereka.
Oleh karena
itu deteksi dini yang dilakukan di Posbindu dapat membantu masyarakat untuk
mengetahui kesehatan tubuh mereka yang sebenarnya, apakah mereka memiliki
resiko diabetes atau tidak.
No comments:
Post a Comment