Penyebab Gangguan Organ Pankreas Sumber Gambar : venasaphenamagna.blogspot.com |
Untuk
menangani permasalahan diabetes, biasanya diberikan obat yang berfungsi untuk
mengeluarkan insulin agar dapat menurunkan kadar gula darah. Karena ketika
kadar gula darah naik maka hal tersebut biasanya dikaitkan dengan kemampuan
organ pankreas dalam menghasilkan insulin.
Namun,
penyebab terjadinya penurunan kinerja organ pankreas hampir jarang diperhatikan
oleh pasien diabetes. Alhasil, kadar gula hanya membaik dalam dua tahun
pertama, selebihnya gula darah akan terus mengalami kenaikan. Mengapa hal ini
bisa terjadi?
Dokter
spesialis penyakit dalam Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD CHT ABAARM dipl
menjelaskan bahwa pengobatan diabetes yang biasanya dilakukan adalah pengobatan
yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah pada tubuh. Sehingga
penggunaan obat-obatan lebih kepada penambahan insulin. Dan efeknya memang gula
darah akan turun dalam waktu singkat.
Namun,
sebuah penelitian yang dilakukan selama 20 tahun oleh UKPDS, dimana penelitian
ini melibatkan ribuan orang membuktikan bahwa pemberian obat atau insulin dalam
gula darah memberikan pengukuran HbA1c yang membaik selama dua tahun pertama. Selanutnya kadar gula akan
tetap naik. Oleh karena itu, penyakit diabetes dianggap sebagai penyait yang
progresif.
Dr Aris
mengatakan bahwa hal tersebut hanya berfokus pada pengobatan pankreas saja,
padahal jika dianalogikan seperti genteng yang bocor saat musim hujan. Orang
hanya akan senang menadahi kebocoran yang terjadi dengan ember agar airnya
tidak jatuh ke lantai.
Hal tersebut
sama persis seperti penderita diabetes yang mengalami peningkatan gula darah
yang berulang. Padahal ketika gula darah naik maka penderita diabetes akan
beresiko terkena gangguan pembuluh darah diseluruh anggota tubuh.
“Sebut saja
kaki diabetes, gagal ginjal, jantung koroner, stroke, gangguan saraf, dan
gangguan kerusakan pada organ mata. Apabila sudah terjadi gangguan maka dapat
dipastikan tidak bisa dikembalikan kepada kondisi awal,” lanjut dr Aris/
Dr aris
menegaskan bahwa sejatinya organ pankreas hanya menjadi korban dari berbagai
gangguan yang ada di tubuh seperti gangguan fungsi di otot, liver, dan jaringan
lemak. Penyangga metabolic atau biasa disebut otot bisa jelek kualitasna karena
jarang digunakan (olahraga). Akiabatnya otot menjadi kecil. Padahal otot
berperan dalam menyerap gula dan lemak yang akan digunakan sebagai energi.
Ketika jarang bergerak, maka tubuh akan kelebihan energi. Padahal semuanya
harus diubah menjadi glikogen. Saat otot tidak bekerja, maka energi akan
dirubah menjadi lemak dan disimpan di rongga perut dan menjadi lemak fiseral.
Lemak di
rongga perut
Menurut dr
Aris, penumpukan lemak di rongga perut harus benar-benar diperhatikan. Sebab,
lemak tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan atau sangat berbahaya
dan dapat menghasilkan zat-zat perusak. Dari sekian banyak zat perusak yang
diasilkan salah satunya yaitu TNF alpha (Tumor Necrosis Factor Alpha). Inflasi peradangan tersebut berhubungan
dengan peradangan kronik derajat rendah.
Secara
fisik, peradangan tersebut tidak terlihat karena terjadi pada tigkat reseptor
dan seluler. Akibatnya berdampak pada asam urat yang tinggi, trigliserida
diatas 100 mg/dl, tingkat Hdl yang rendah atau kurang dari 35 mg/dl.
Mengenai hal
tersebut, banyak orang yang mengeluh karena tidak bisa menghilangkan lemak yang
ada di rongga perut padahal sudah melakukan olahraga. Menurut dr aris hal
tersebut bisa disebabkan karena pemilihan olahraga yang tidak tepat.
Dr Aris
melanjutkan pembahasannya mengenai olahraga yaitu olahraga yang tidak tepat
malah akan menimbulkan kerusakan. Ia menyarankan agar berolahraga pada jam 3-5
sore. Dimana saat itu makanan sudah tidak ada diperut dan mulai diserap di
usus. Kalau berolahraga dalam keadaan perut kenyang maka bisa berakibat muntah. Mengingat tubuh masih
berkonsentrasi mencerna makanan di usus.
Sehingga jangan dipaksa lagi untuk ke jantung dan otak.
“Untuk itu,
paling tidak tunggulah paling tidak 1 jam untuk anda yang makan sedikit, bagi
anda yang makan sampai kekenyangan maka diperlukan waktu 2 jam setelah itu baru
boleh berolahraga,” lanjut dia.
Dr Aris
melanjutkan bahwa sebaiknya latihan untuk mengurangi lemak di rongga perut
dialkukan sebanyak 5 kali dalam seminggu. Untuk durasinya 30-45 menit, jangan
sampai lebih dari 45 menit. Di samping itu juga, diwajibkan mempertahankan
denyut nadi. Perhitungannya 220 dikurangi dengan umur kemudian dikali
0,65-0,67. Hal tersebut dilakukan secara perlahan.
Baca Juga : Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes
No comments:
Post a Comment