Beras Yang Cocok Untuk Penderita Diabetes Sumber Gambar : Obrolansehat.com |
Masyarakat
Indonesia memang dikenal sangat suka dengan beras. Ada pepatah yang cukup lucu
yang mungkin sudah menjadi tren di masyarakat, yaitu tidak kenyang sebelum
makan nasi, walaupun sebelumnya makan
dalam jumlah besar (bukan nasi).
Berbicara
mengenai beras, maka ada hal yang perlu anda ketahui bahwa bulir-bulir padi
ternyata mempunyai karakteristik dan kandungan mineral yang berbeda-beda. Hal
ini sesuai dengan dimana padi tersebut ditanam.
Padi yang
ditanam di rawa rupanya mempunyai karakteristik yang unik dibandingkan dengan
padi yang ditanam di daerah bukan rawa. Padi yang ditanam di daerah rawa
memiliki indeks glikemik rendah dan kaya akan mineral zat besi (Fe) serta Selenin. Beras ini sangat cocok bagi penderita
diabetes.
“Keunikan
dari beras tersebut adalah kaya akan Selenium dan zat besi (Fe) yang baik untuk
pembentukan sel darah merak. Selain itu indeks glikemiknya rendah jadi sangat
cocok untuk penderita diabetes,” jelas Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian saat di Pasar Minggu.
Syakir
menjelaskan bahwa padi yang ditanam di lahan rawa merupakan varietas dari Padi
Inpara. Padi tersebut sebelumnya memang telah ditanam di lahan rawa lebak dan
diuji di laboratorium. Hasilnya memang menunjukkan indeks glikemiknya rendah.
Apa
pengaruhnya indeks glikemik? Semakin tinggi indeks glikemik maka pengaruhnya
semakin besar terhadap kenaikan kadar gula dalam darah. Bagi penderita diabetes
seringkali membatasi makan nasi karena dianggap memiliki glikemik yang tinggi.
“Padahal beras memiliki kisaran glikemik yang sangat luas,” kata Syakir.
Skala yang
digunakan dalam indeks glikemik adalah 0-100. Dimana indeks glikemik dikatakan
rendah jika berada di bawah skala kurang dari 50. Kemudian jika berada pada
skala 50-70 maka indeks glikemiknya dinilai sedang. Sedangkan jika indeks
glikemiknya diatas skala 70 maka dianggap tinggi.
Para
penderita diabetes memerlukan makanan yang mengandung indeks glikemiknya rendah
sehingga tidak menaikkan kadar gula darah mereka secara drastis.
Berbeda
dengan lahan sawah pada umumnya. Kondisi kekeringan seperti saat inii ditambah
el nino membuat lahan sawah sulit mendapatkan air. Di sisi lain saat kemaruau
rawa mengalami surut di genangan airnya namun masih bisa ditanami padi. Rawa
yang dimaksud adalah rawa lebak dan rawa pasang surut.
Lahan rawa
lebak pada kondisi normal maka sebagian wilayahnya tergenang air. Naming jika
di musim kemarau maka permukaan air rawa akan makin surut. Hal ini menjadi
berkah bagi para penanam padi karena luas lahan yang hendak ditanami menjadi
semakin luas.
“Total luas
lahan rawa yang dapat digunakan pada kondisi normal adalah 564.200 hektar. Sedangkan pada musim kemarau ditambah el nino,
maka potensi lahan rawa akan mengalami penigkatan menjadi sekitar 237.700
hektar. Semakin tinggi tingkat kekeringan, maka semakin luas pula lahan yang
bisa digunakan,” ungkap Syakir.
No comments:
Post a Comment