Manajemen Puasa Sumber Gambar : falah-kharisma.blogspot.com |
Alhamdulillah
kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Senang rasanya melihat seluruh umat muslim
berbondong-bondong pergi ke masjid untuk melakukan ibadah. Nah, agar kondisi
tubuh selalu fit maka perlu kiranya kita menjaga kesehatan tubuh. Jangan sampai
sakit.
Berbicara
mengenai menjaga kesehatan, untuk diabetesi juga tak luput dari hal ini. Ada
beberapa pihak yang menyarankan untuk tidak berpuasa, namun ada beberapa dari
pihak penderita diabetes tetap ingin berpuasa, mengingat ini perintah dan hanya
terjadi 1 tahun sekali. Belum tentu dapat bertemu dengan bulan Ramadhan
berikutnya.
Semua itu
keputusan pribadi. Namun, tentu ketika mengambil keputusan tersebut harus
memahami resiko yang mungkin dapat muncul. Sehingga ada langkah pencegahan agar
resiko tersebut dapat diminimalisir.
Berikut
resiko yang mungkin terjadi :
1. Hipoglikemia
Hal ini terjadi ketika gula darah mengalami
penurunan akibat kekurangan asupan makanan. Diabetes Control and Complications
Trial (DCCT) menunjukkan adanya peningkatan tiga kali lipat pada pasien yang
terkena hipoglikemia dengan memiliki rata-rata nilai HbA1c sebesar 7%.
Diperkirakan hipoglikemia menyebabkan kematian pada
pasien diabetes sebesar 2%-4% pada penderita diabetes tipe 1. Bagaimana dengan
penderita diabetes tipe 2? Tidak ada data yang dapat memperkirakan apakan
penderita diabetes tpe 2 yang mengalami hipoglikemia juga mengalami hal yang
sama.
Namun yang jelas, kasus kematian yang disebabkan
hipoglikemia pada diabetes tipe 2 sangat jarang ditemukan dibandingkan dengan
diabetes tipe 1.
berbeda dengan hipoglikemia, hiperglikemia adalah
kondisi dimana penderita diabetes mengalami lonjakan gula darah. Dan hal ini
biasa terjadi pada pasien diabetes yang memiliki riwayat diabetes akut namun
tetap berpuasa. Kejadian ini juga mengalami peningkatan secara signifikan atas
pelaporan yang masuk terkait penderita diabetes yang dirawat di rumah sakit.
Mereka yang memiliki diabetes tipe 1, akan beresiko
mengalami diabetik ketoasidosis, hal ini akan terjadi ketika mereka mengalami
hiperglikemik sebelum Ramadhan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena terjadi
pengurangan dosis insulin berlebihan, berdasarkan asumsi bahwa asupan makanan
juga berkurang selama berpuasa 1 bulan penuh.
Manajemen berpuasa
Kejadian di atas bukan untuk menyurutkan penderita
diabetes untuk mengagalkan rencana puasanya. Namun lebih kepada pengetahuan
agar mereka melakukan upaya-upaya pencegahan agar resiko tersebut dapat berkurang.
Mengingat puasa adalah hal wajib bagi setiap muslim
dan banyak studi yang mengatakan bahwa puasa itu mendatangkan banyak manfaat.
Baca Juga : Pedoman Puasa Aman Untuk Penderita Diabetes
Oleh karena itu penderita diabetes harus
berkonsultasi dengan dokter mereka terkait rencana puasa yang akan dijalankan.
Agar puasa mereka dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengganggu diabetes
yang dimilikinya.
Ada beberapa tips agar puasa yang dijalani dapat
berjalan dengan aman, yaitu antara lain :
1. Pantau kadar glukosa lebih sering
Bagi
penderita diabetes hal ini harus dilakukan agar resiko-resiko diatas tidaklah
terjadi. Terutama bagi mereka yang membutuhkan insulin. Paling tidak lakukan
tiga hingga empat kali dalam sehari.
2. Pengaturan nutrisi
Berbeda
dengan bulan lain, penderita diabetes harus benar-benar memperhatikan pola
makan mereka selama bulan Ramadhan. Tujuannya agar mempertahankan berat tubuh
yang konstan.
Karena
ada proses pencernaan yang mengalami penundaan, maka sangat disarankan bagi
diabetesi untuk memakan makanan yang memiliki karbohidrat kompleks pada saat
sahur. Sedangkan untuk berbuka lebih memilih karbohidrat yang lebih sederhana.
Jangan lupa juga untuk memperbanyak asupan cairan dan mengakhirkan sahur.
3. Olahraga
Diabetesi
harus mempertahankan aktivitas fisik yang dilakukan. Namun tentu ada
penyesuaian pada saat bulan Ramadhan. Hindari kegiatan fisik yang berlebihan
karena dapat beresiko hipoglikemia. Disarankan jika ingin berolahraga pada
malam hari setelah berbuka.
4. Berbuka puasa
Bagi
penderita diabetes ada keringanan terkait penyakit yang dideritanya. Jika
kondisi gula darah mereka < 60 mg/dl (3,3 mmol/l) maka mereka harus
menghentikan puasa mereka. Karena saat itu penderita diabetes mengalami
hipoglikemia.
Dan
begitu juga ketika gula darah mereka mencapai lebih dari 300 mb/gl (16,7 mmol/l).
mereka harus segera membatalkan puasa mereka. Ada juga kondisi dimana seseorang
memiliki kadar gula < 70 mg/dl (3,9
mmol/l) setelah beberapa jam pertama dimulai puasa. Terutama jika mereka
menggunakan insulin pada dini hari. Itu juga harus segera dibatalkan puasanya.
5. Penilaian medis pra-Ramadhan
Semua
penderita diabetes yang ingin melakukan puasa harus melakukan persiapan sebelum
mereka benar-benar menjalankan puasa. Harus ada persiapan yang baik agar puasa
yang dijalankan dapat terasa nyaman dan tanpa gangguan. Tentunya hal ini
terkait denga konseling dan penilaian medis oleh dokter anda. Sehingga sudah
seharusnya anda memeriksakan diri dan berkonsultasi untuk mendapatkan persiapan
yang matang.
Semoga
ibadah puasa yang kita jalankan dapat semakin mendekatkan diri kita kepada
Allah Ta’ala dan Allah mempermudah bagi hamba-Nya yang ingin beribadah.
No comments:
Post a Comment