Data Statistik Diabetes Sumber Gambar : www.disparbud.jabarprov.go.id |
International
Diabetes Federation
(IDF) adalah
organisasi yang memayungi lebih dari 200 asosiasi diabetes nasional
di lebih dari 160 negara. Selain mempromosikan perawatan dan pencegahan diabetes, IDF melacak statistik diabetes
dan penderita diabetes di seluruh dunia.
Federasi tersebut menerbitkan buku yang berjudul Diabetes Atlas, yang
berisi koleksi
dari data statistik dan komentar seputar diabetes yang dikeluarkan dari waktu ke
waktu. Atlas ini didasarkan pada
data yang diberikan oleh anggotanya.
Karena ini adalah asosiasi nasional,
fakta-fakta dan angka yang
dipublikasikan oleh IDF dianggap cukup terpercaya.
Menurut edisi ke 6 dari IDF Diabetes Atlas, yang diterbitkan pada tahun 2013, total penduduk
dunia adalah 7,2 miliar. Yang diharapkan telah meningkat menjadi 8,7 miliar
pada tahun 2035, yaitu dalam waktu 22 tahun.
Total
populasi yang
disebutkan tersebut termasuk 4,6 miliar orang dewasa dan ini telah
diproyeksikan mencapai 5,9 miliar
pada tahun 2035. IDF mendefinisikan orang dewasa adalah orang yang berusia 20-79 tahun,
dimana usia tersebut paling mungkin rentang terkena diabetes
tipe 2.
Menurut
Diabetes Atlas, 382.000.000 orang di seluruh dunia atau 8,3% dari 4,6 juta
orang dewasa (20-79 tahun) diperkirakan menderita diabetes. Hampir setengah
dari semua orang dewasa dengan diabetes berusia 40-59 tahun, usia yang paling rentang terkena. Disisi lain pada fase
tersebut adalah fase yang paling produktif.
Di setiap negara jumlah orang yang
menderita diabetes melitus tipe 2 meningkat setiap tahunnya. Jika hal ini terus berlanjut, IDF memprediksi bahwa akan ada
lebih dari 592 juta penderita diabetes pada 2035, atau terjadi kenaikan sebesar 55%, atau bisa diproyeksikan bahwa 1 dari 10 orang dewasa terkena diabetes.
Baca Juga : Fakta mengenai Diabetes
Yang tidak terdiagnosis dari Diabetes
Untuk diabetes tipe 2 dapat
terdiagnosa karena memilki beberapa alasan, diantaranya gejala yang dapat
diamati pada tahun-tahun awal terjangkitnya penyakit ini. Selain itu,
komplikasi yang ditimbulkan juga cukup banyak, bahkan jika gejalanya memang ada
bukan berarti diabetes menjadi penyebabnya penyakit lain dari komplikasi
tersebut.
IDF menuliskan ada 382.000.000
penderita diabetes diseluruh dunia pada tahun 2013. Dimana 175 jutanya tidak
terdiagnosis. Saya cukup terkejut ketika melihat bahwa 175 juta atau sekitar
46% openderita diabetes yang tidak terdiagnosa. Bagaimana kita bisa menghitung
sesuatu yang tidak ada? Maksudnya angka 175 juta itu keluar dari mana karena
awalnya tersirat tidak terdiagnosa. Berarti tidak ada bukti bahwa 175 juta
orang tersebut terkena diabetes.
Untuk memperkirakan jumlah penderita
diabetes yang tidak terdiagnosa, saya menemukan cara yang relatif mudah. Semua
IDF harus menyusun tes dengan sampel orang yang tinggal di daerah tertentu. Tes
yang dilakukan yaitu mengidentifikasi 2 kasus dari diabetes (diketahui ataupun
sebaliknya). Dan itu merupakan latihan matematika sederhana untuk memperkirakan
populasi secara keseluruhan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Banyak (namun tidak semua) orang
yang tahu bahwa mereka memiliki diabetes dan melakukan berbagai upaya untuk
mengalahkan penyakitnya tersebut. Mengenai penderita diabetes yang tidak
terdiagnosa adalah penderita diabetes yang tidak mampu mengatur kadar glukosa
dalam darah mereka sehingga dapat menimbulkan komplikasi seperti penyakit gagal
jantung, ginjal, retinopati dan neuropati tanpa sepengetahuan dirinya.
Perbedaan daerah
Diabetes Atlas menyediakan data
statistik untuk 219 negara yang telah dikelompokkan menjadi 7 wilayah yaitu
Afrika, Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara, Amerika Utara dan Karibia,
Amerika Selatan dan Tengah, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.
IDF memprekirakan 80% dari penderita
diabetes tinggal di negara dengan penghasilan rendah dan menengah dimana
penyakit tersebut dapat meningkat dengan cepat dan menyamar ke dalam setiap
individu sehingag menjadi ancaman bagi pembangunan suatu negara. Prevalensi
diabetes, bagaimapaun bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain
begitupun antar negara. Hal ini menunjukkan bahwa pengelompokkan daerah yang
dilakukan IDF membutuhkan revisi.
Sementara sekitar 8% dari populasi
orang dewasa (usia 20-79) yang berada di daerah Pasifik Barat memiliki
diabetes. Di negara-negara tertentu proporsi penderita diabetes jauh lebih
tinggi dari angka di Pasifik Barat. Sebagai contoh, di Tokelau terdapat sekitar
37,5% orang dewasa yang menderita diabetes, sedangkan untuk negara Mikronesia
adalah 35%.
Untuk di Timur Tengah dan Afrika
Utara tercatat 11% orang dewasa menderita diabetes. Namun angka tersebut
rata-rata untuk seluruh wilayah dan angka untuk negara-negara Teluk Arab
memiliki angka yang jauh lebih tinggi hingga dua kali lipat yaitu 24% di Arab
Saudi, 23,1% di Kuwait, dan 22,9% di Qatar.
Untuk daerah lain diabetes juga
terdiagnosis bervariasi. Di beberapa seperti Sahara Afrika hingga 90% penderita
diabetes tidak terdiagnosis. Hal tersebut karena kurangnya sumber daya dan
prioritas. Sebaliknya, di negara-negara berpenghasilan tinggi hanya sekitar
sepertiga orang-oragn dengan diabetes yang belum didiagnosis.
Di kebanyakan negara diabetes terus
meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi yang pesat. Hal tersebut menyebabkan
perubahan dalam diet, populasi penduduk dengan usia lanjut, urbanisasi,
berkurangnya aktivitas fisik sehingga pelakunya tidak sehat. Banyak pemerintah
yang tidak menyadari krisis yang tumbuh sehingga konsekuensi seriusnya adalah
menghambat pembangunan negara itu sendiri.
Baca Juga : Epidemiologi Diaetes Di Indonesia
Gangguan Toleransi Glukosa
IDF memperkirakan ada 316 juta orang
atau 6,9% dari usia dewasa memiliki gangguan toleransi glukosa (IGT). Pada
tahun 2035 angka ini diperkirakan mengalami lonjakan menjadi 417 juta atau 8%
dari populasi dewasa di dunia.
Ini sangat serius, mengingat
orang-orang dengan IGT atau pra-diabetes memiliki resiko yang cukup besar
mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tidak. IGT juga dapat
mengakibatkan pelakunya mengalami penyakit kardiovaskular.
Mayoritas orang dewasa dengan IGT
(sekitar 3,5% dari populasi orang dewasa di dunia) berada di bawah usia 50
tahun. Padahal usia tersebut adalah usia paling produktif bagi manusia. Dan
karena itu menjadi resiko tinggi yang nantinya menjadi diabetes tipe 2 di
kemudian hari. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah hampir 1/3 dari semua
orang yang memiliki IGT berusia 20-39 tahun. Hal ini bisa dibendung jika mereka
mau merubah gaya hidupnya.
Dengan begitu jika angka tersebut
ditambahkan , yaitu 382 juta orang yang memiliki diabetes dengan orang yang
memiliki IGT yang menunjukkan angka 316 juta. Sehingga totalnya menjadi 698
juta atau dengan kata lain setara dengan 15% lebih dari seluruh penduduk
dewasa(usia 20-79 tahun) di dunia memiliki diabetes atau menjadi pra-diabetes.
Sebagai perbandingan, sebanyak
33.400.000 orang di seluruh dunia terkena HIV / AIDS. Angka ini masih 1/20 dari
angka seluruh penderita diabetes ataupun yang pra-diabetes. Ini sungguh suatu
angka yang fantastis. Terlalu mencolok menurut saya dan dapat mengancam sistem
kesehatan global.
Kematian
Opini yang diterima bahwa komplikasi
akibat diabetes seperti penyakit kardiovaskular dan ginjal menjadi penyebab
utama kematian di sebagian besar negara dunia.
Namun sangat sulit untuk mendapatkan
angka yang benar terkait kematian tersebut. Karena yang pertamalebih dari 1/3
negara di belahan dunia manapun tidak menjaga data kematian yang diakibatkan
komplikasi diabetes. Kemudian yang kedua, tidak ada rekaman statistik cek
kesehatan rutin yang dilakukan oleh orang, hal ini dikarenakan akte kematian
yang dibuat tidak mencantumkan diabetes sebagai penyebab kematian.
Untuk mengatasi masalah ini, IDF
menggunakan pendekatan permodelan untuk memperkirakan jumlah kematian yang
disebabkan diabetes dan tampaknya berhasil dengan beberapa perkiraan yang
dianggap wajar.
IDF memperkirakan ada sekitar 5,1
juta (usia dewasa 20-79 tahun) kematian di dunia yang disebabkan oleh diabetes.
Dan hampir setengah (48%) adalah orang-orang yang memiliki usia di bawah 60
tahun. Sehingga diabetes menjadi penyebab utama kematian dini.
Kematian yang disebabkan diabetes
terus meningkat dan diperkirakan jumlahnya mengalami kenaikan sebesar 11% pada
tahun 2013. Lalu bagaimana dengan tahun ini? Pastinya lebih banyak dari angka tersebut.
Dan penyakit diabetes menjadi penyakit yang tren mengakibatkan kematian.
Biaya Kesehatan
Tidak ada obat untuk diabetes.
Kecuali beberapa pihak yang mengklaim dapat menghilangkan penyakit diabetes
dengan produknya. Benar atau tidak anda dapat melihat testimoni yang telah
diberikan atas produk mereka.
Untuk alasan ini, penderita diabetes
harus dengan tekun menjaga kesehatan. Dimana mereka tidak dapat mengontrol
diabetes mereka melalui diet dan olahraga, maka mereka harus menempuh
pengobatan biasa(suntik insulin ataupun minum obat). Hal itu bisa berakibat
biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih mahal baik bagi penderita diabetes
maupun keluarga mereka.
IDF memperkirakan pengeluaran
kesehatan global diabetes setidaknya sebesar $548.000.000.000 pada tahun
2013…yaitu 11% dari total yang dihabiskan untuk kesehatan orang dewasa. Dan
pada tahun 2035 diperkirakan angka tersebut mengalami lonjakan menjadi sebesar
$627 Milyar.
Dimana diabetes tidak terdiagnosa,
maka manfaat diagnosis dini dan pengobatan akan hilang. Dengan demikian, biaya
yang terkait diabetes tidak terdiagnosa harus cukup. Satu studi di Amerika
memaparkan bahwa diabetes yang tidak terdiagnosa bertanggung jawab menambah
anggaran kesehatan sebesar $ 18 Milyar dalam kurun waktu satu tahun.
Ada perbedaan besar antardaerah atau
negara. Hanya 20% dari biaya kesehatan global diabetes dibuat oleh
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dimana 80% penduduknya
menderita diabetes. Berbeda dengan negara berpenghasilan tinggi, estimasi tahun
2013, pengeluarnan Rata-ratanya adalah $5.621 per orang, kalau di negara
berpenghasilan rendah dan menengah hanya $356.
Namun ketika masing-masing negara
dibandingkan, maka kesenjangan akan terlihat sangat mencolok. Negara Norwegia
menghabiskan rata-rata $10.368 pada diabetes per orang yang terkena diabetes.
Sedangkan negara-negara seperti somalia dan Eritrea hanya menghabiskan kurang
dari $30.
Dengan begitu secara tidak sadar
penyakit diabetes menjadi beban berat di tiap-tiap negara, keluarga dan individu.
Oleh karena itu, mari kita menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakti
diabetes karena efeknya bukan hanya kita yang menderita melainkan orang
disekeliling kita juga akan menderita jika kita terkena penyakit diabetes.
No comments:
Post a Comment