Kapan Suntik Insulin? Sumber Gambar : portalkeuangan.net |
Bagi para
penyandang diabetes, kadar gula dapat dikontrol dengan baik melalui pengaturan
pola makan dan aktivitas fisik yang dilakukan setiap harinya. Selian itu perlu
ditambahkan obat-obatan guna mencegah timbulnya komplikasi.
Pemberian
suntik insulin kepada para penderita diabetes sering dianggap jalan terakhir
dari semua cara yang sudah dilakukan jika memang terbukti cara sebelumnya tidak
ada yang berhasil. Padahal, terkadang awalnya harus didiagnosis terlebih dahulu
baru kemudian dilakukan suntik insulin.
“Pemberian
suntik insulin seringkali terlambat. Ada 2 penyebabnya yaitu ketidaktahuan
dokternya atau memang si pasien tidak mau diberikan suntik insulin,” kata Prof
Agung Pranoto, dokter spesialis penyakit dalam, dan konsultan endokrin
metabolik diabetes.
Prof Agung
menjelaskan bahwa ia seringkali menjumpai pasien yang tidak mau disuntik
insulin meskipun kadar gulanya sudah sangat tinggi. Mereka beranggapan bahwa
ketika disuntik insulin maka seterusnya akan mengalami ketergantungan.
Seperti yang
kita ketahui bersama, penyakit ini disebabkan organ pankreas yang tidak bekerja
secara optimal atau bahkan tidak dapat bekerja lagi sehingga terjadilah
resistensi insulin. Hal ini diperparah dengan jumlah asupan yang masuk begitu
banyak.
Untuk awal
pengobatan memang biasanya dokter memberikan obat-obatan oral (obat minum).
Tetapi setelah 6 tahun pemberian obat oral, maka sekitar 50% pasien tersebut
perlu suntik insulin agar kadar gula darah mereka menjadi normal.
Meskipun
begitu, seharusnya dokter mengetahui ketika pemberian obat oral sudah tidak
berguna lagi maka sesegera mungkin digantikan dengan suntik insulin. Namun, hal
tersebut juga melihat kondisi pasien agar pemberian insulin benar-benar
membantu menormalkan kembali kadar gula darah mereka. “Yang pasti berikan
insulin sebelum para pasien terkena komplikasi,” kata Ketua Perhimpunan
Diabetes Indonesia ini.
Patut
disayangkan karena mayoritas pasien diabetes sudah terkena komplikasi pada saat
pertama didiagnosis. Hal ini disebabkan penyakit diabetes yang berjalan
perlahan dan tidak menimbulkan gejala sehingga banyak orang yang tidak sadar
bahwa sesungguhnya mereka telah terkena diabetes.
Jika
dipaparkan maka komplikasi yang terlihat setelah didiagnosisi adalah 8%
gangguan ginjal, 9% gangguan saraf, 20% gangguan saraf mata, dan 50% mengalami
gangguan jantung koroner.
Untuk pasien
yang baru terdiagnosisi dan gula darahnya tinggi, disarankan untuk diberikan
insulin sementara. “Misalnya ketika ada pasien dengan gula darah mencapai 400,
bisa langsung diberikan insulin agar organ pankreasnya bisa istirahat. Baru
setelah 1-2 bulan biasanya sudah bisa lepas insulin dan digantikan dengan obat
yang lebih ringan,” katanya.
Menurut
penelitian, pemberian insulin yang cepat sebelum pasien diabetes terkena
komplikasi maka dapat membuat pasien tersebut hidup lebih lama.
No comments:
Post a Comment