Tiga serangkai klasik mengenai gejala kencing manis atau diabetes mellitus adalah poliuri (urinasi yang sering), polidipsi (banyak minum akibat meningkatnya tingkat kehausan), dan polifagi (meningkatnya hasrat untuk makan). Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai di atas 160-180 md/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
Dengan
demikian, pada dasarnya gejala awal diabetes ini berhubungan dengan efek
lansung dari kadar gula darah yang tinggi. Sehingga penderita akan merasa harus
yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).
Poliuri atau
sering kencing terjadi karena pada orang dengan diabetes mellitus akan terjadi
penumpukan cairan dalam tubuhnya akibat gangguan osmolaritas darah yang mana
cairan tersebut harus dibuang melalui kencing. Karena banyak cairan yang keluar
maka orang dengan diabetes melitus akan merasa kehausan sehingga mereka ingin
sering minum.
Akibat dari menurunnya kemampuan insulin mengelola kadar gula
dalam darah maka sering terjadi walau kadar gulanya sedang dalam keadaan normal
namun tubuh merespon lain sehingga tubuh dipaksa untuk makan guna mencukupi
kadar gula darah yang bisa direspon oleh insulin. Apabil kita terlambat makan
maka tubuh akan memecah cadangan energy lain dalam tubuh seperti lemak sehingga
badan menjadi semakin kurus.
Sejumlah
besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan
berat badan. Untuk mengompensasikan hal ini, penderita sering kali merasakan
lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Gejala
lainnya adlah pandangan kabur, pusing, mual, dan berkurangnya ketahanan tubuh
selama melakukan olahraga. Penderita diabetes yang gula darahnya kurang
terkontrol lebih peka terhadap infeksi.
Karena
kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita
diabetes tipe 1 hampis selalu mengalami penurunan berat badan. Namun, sebagian
besar penderita diabetes tipe 2 tidak mengalami penurunan.
Pada
penderita diabetes tipe 1, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa
berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis
diabetikum. Kadar gula di darah tinggi, tetapi karena sebagian besar sel tidak
dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energy dari
sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, dimana zat tersebut
merupakan senyawa kimia beracun yang dapat menyebabkan gula menjadi asam
(ketoasidosis).
Baca Artikel Terkait : Diabetes Tipe 1
Baca Artikel Terkait : Diabetes Tipe 1
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan
berkemih yang berlebihan, ditambah rasa mual, muntah, lelah, dan nyeri perut
(terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat, karena tubuh
berusaha untuk memperbaiki keasaam darah. Bau nafas penderita tercium seperti
bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi
koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Bahkan
setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa
mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan 1 kali penyuntikan insulin atau mengalami
stress akibat infeksi, kecelakaan, atau penyakit serius.
Baca Artikel Terkait : Mengapa Tubuh Memerlukan Insulin
Baca Artikel Terkait : Mengapa Tubuh Memerlukan Insulin
Penderita
diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun.
Jika kekurangan insulin semakin parah, timbullah gejala yang berupa sering
berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula
darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat
stress-misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami
dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang, dan
suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.
Baca Artikel Terkait : Diabetes Tipe 2
Baca Artikel Terkait : Diabetes Tipe 2
Untuk lebih
jelasnya, tanda-tanda seseorang itu terkena atau mengidap diabetes adalah
sebagai berikut : gejala diabetes tipe 1 muncul secara tiba-tiba pada saat usia
anak-anak sebagai akbiat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
-
Sering buang air kecil
-
Terus menerus lapar dan
haus
-
Berat badan menurun
-
Kelelahan
-
Penglihatan kabur
-
Infeksi pada kulit yang
berulang
-
Meningkatnya kadar gula
dalam darah dan air seni
-
Cenderung terjadi pada
mereka yang berusia di bawah 20 tahun
Sedangkan
gejala diabetes tipe 2 muncul perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang
jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe 1, yaitu :
-
Cepat lelah, kehilangan
tenaga, dan merasa tidak fit
-
Sering buang air kecil
-
Terus menerus lapar dan
haus
-
Kelelahan yang
berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
-
Mudah sakit yang
berkepanjangan
-
Biasanya terjadi pada mereka
yang berusai di atas 40 tahun, tetepi prevalensinya kini semakin tinggi pada
golongan akan-anak dan remaja
Gejala-gejala
tersebut sering diabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika
glukosa darah sudah tumpaj ke saluran uti dan urin tersebut tidak disiram, maka
akan dikuburi oleh semut yang merupakan tanda adanya gula.
Gejala lain
yang biasa muncul adalah:
Penglihatan
aktif
Luka yang
lama sembuh
Kaki terasa
kebas, atau terasa terbakar
Infeksi
jamur pada saluran reproduksi wanita
Impotensi
pada pria
Diabetes
tipe 2 biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40, tetapi
prevalensinya makin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Riset juga
menemukan bahwa kebanyakan orang yang mengalami gejala pre-diabetes, yaitu
kondisi yang merupakan perdahuluan dari munculnya diabetes tipe 2, tidak
menyadari bawah ia sedang diincar oleh diabetes yang berbahaya.
Jika anda
merasakan gejala-gejala tersebutm segeralah berkonsultasi dengan dokter dan
segera lakuakan pemeriksaan gula darah.
Pada
penderita diabetes tipe 1, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa
berkembang dengan cepta ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis
diabetikum
Kadar gula
di dalam darah adalah tinggi, tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan
gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energidari sumber yang lain. Sel
lemak dipecahdan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang
bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).
Pada
penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan
ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar di dalam darah tinggi, tetapi sebagian
besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini
mengambil energy dari sumber yang lain. Sumber untuk energy dapat berasal dari
lemak tubuh.. sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa
kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis)
Baca Juga : Apa Itu Ketoasidosis?
Baca Juga : Apa Itu Ketoasidosis?
Gejala awal
dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang luar biasa,
mual, muntah, dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi
dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau
nafas pencerita tercium seperti aseton.
Tanpa pengobatan, ketoasidosis
diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa
jam. Bahkan setelah menjalani terapi
insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika melewati
satu kali suntikan saja. Atau mengalami stress akibat infeksi, kecelakaan atau
penyakit yang serius. Sebaliknya,
Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama
beberapa tahun.
No comments:
Post a Comment